LGBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan orientasi seksual serta identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. Maka dari itu, sering kali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya. Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini. Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini. Beberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum "LGB". Terdapat pula keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain. Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu politically correct; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara. Akronim "LGBTI" digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action. Sebelum revolusi seksual pada tahun 1960-an, tidak ada kosakata non-peyoratif untuk menyebut kaum yang bukan heteroseksual. Istilah terdekat, "gender ketiga", telah ada sejak tahun 1860-an, tetapi tidak diterima secara luas. Frasa "gay dan lesbian" menjadi lebih umum setelah identitas kaum lesbian semakin terbentuk. Pada tahun 1970, Daughters of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai prioritas. Maka, karena kesetaraan didahulukan, perbedaan peran antar laki-laki dan perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh feminis lesbian. Banyak feminis lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay. Lesbian yang lebih berpandangan esensialis merasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay. Selanjutnya, kaum biseksual dan transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas yang lebih besar. Setelah euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan awal 1980-an, terjadi perubahan pandangan; beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima kaum biseksual dan transgender. Kaum transgender dituduh terlalu banyak membuat stereotip dan biseksual hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk mengakui identitas seksual mereka. Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing, seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain; konflik tersebut terus berlanjut hingga kini. Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak digunakan. Meskipun komunitas LGBT menuai kontroversi mengenai penerimaan universal atau kelompok anggota yang berbeda (biseksual dan transgender kadang-kadang dipinggirkan oleh komunitas LGBT), istilah ini dipandang positif. Walaupun singkatan LGBT tidak meliputi komunitas yang lebih kecil (lihat bagian Ragam di bawah), akronim ini secara umum dianggap mewakili kaum yang tidak disebutkan. Secara keseluruhan, penggunaan istilah LGBT telah membantu mengantarkan orang-orang yang terpinggirkan ke komunitas umum. Ada banyak ragam yang mengganti susunan huruf dalam akronim ini. LGBT atau GLBT merupakan istilah yang paling banyak digunakan saat ini. Meskipun maknanya sama, "LGBT" punya konotasi yang lebih feminis dibanding "GLBT" karena menempatkan "L" terlebih dahulu. Akronim ini saat tidak meliputi kaum transgender disingkat menjadi "LGB". Huruf "Q" untuk "queer" atau "questioning" (mempertanyakan) kadang-kadang ditambahkan (contoh, "LGBTQ", "LGBTQQ", atau "GLBTQ?"). Huruf lain yang dapat ditambahkan adalah "U" untuk "unsure" (tidak pasti); "C" untuk "curious" (ingin tahu); "I" untuk interseks; "T" lain untuk "transeksual" atau "transvestit"; "T", "TS", atau "2" untuk "Two-Spirit"; "A" atau "SA" untuk "straight allies" (orang heteroseksual yang mendukung pergerakan LGBT); atau "A" untuk "aseksual". Ada pula yang menambahkan "P" untuk panseksualitas atau "polyamorous," dan "O" untuk "other" (lainnya). Susunan huruf-huruf tersebut tidak terstandardisasi; huruf-huruf kurang umum yang telah disebutkan dapat ditambahkan dalam susunan apapun. Istilah yang beragam tidak mewakili perbedaan politis antar komunitas, tetapi muncul dari prarasa individu dan kelompok. Istilah panseksual, omniseksual, fluid, dan queer dianggap masuk ke dalam "biseksual". Demikian pula, bagi beberapa orang istilah transeksual dan interseks masuk ke dalam "transgender", meskipun banyak transeksual dan interseks yang menolaknya. Afrika-Amerika untuk memisahkan diri dari komunitas LGBT yang menurut mereka didominasi orang kulit putih. Frasa "MSGI" ("minority sexual and gender identities", identitas seksual dan gender minoritas) yang diperkenalkan pada tahun 2000-an digunakan untuk merangkum semua huruf dan akronim, namun masih belum banyak digunakan. Majalah Anything That Moves menciptakan akronim FABGLITTER (Fetish seperti komunitas gaya hidup BDSM, Allies atau poly-Amorous, Biseksual, Gay, Lesbian, Interseks, bondage Transgender, Transsexual Engendering Revolution (Revolusi Kelahiran Transeksual) atau inter-Racial attraction (ketertarikan antar ras)), tetapi istilah ini juga tidak banyak digunakan. Akronim lain yang mulai menyebar pengunaannya adalah QUILTBAG (Queer/Questioning, Undecided (belum ditentukan), Interseks, Lesbian, Trans, Biseksual, Aseksual, Gay). Akan tetapi, istilah ini juga belum umum. Tidak semua orang yang disebutkan setuju dengan istilah LGBT atau GLBT. Contohnya, ada yang berpendapat bahwa pergerakan transgender dan transeksual tidak sama dengan lesbian, gay, dan biseksual (LGB). Argumen ini bertumpu pada gagasan bahwa transgender dan transeksualitas berkaitan dengan identitas gender yang terlepas dari orientasi seksual. Isu LGB dipandang sebagai masalah orientasi atau rangsangan seksual. Pemisahan ini dilakukan dalam tindakan politik: tujuan LGB dianggap berbeda dari transgender dan transeksual, seperti pengesahan pernikahan sesama jenis dan perjuangan hak asasi yang tidak menyangkut kaum transgender dan interseks. Beberapa interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT dan lebih menyukai istilah "LGBTI", sementara yang lainnya meyakini bahwa mereka bukan bagian dari komunitas LGBT dan lebih memilih tidak diliputi dalam istilah tersebut. Ada pula keyakinan "separatisme lesbian dan gay" (tidak sama dengan "separatisme lesbian"), yang meyakini bahwa lesbian dan gay sebaiknya membentuk komunitas yang terpisah dari kelompok-kelompok lain dalam lingkup LGBTQ. Meskipun jumlahnya tidak cukup besar untuk disebut pergerakan, kaum separatis berperan penting, vokal, dan aktif dalam komunitas LGBT. Dalam beberapa kasus separatis menolak keberadaan atau hak kesetaraan orientasi non-monoseksual dan transeksualitas. Hal ini dapat meluas menjadi bifobia dan transfobia. Separatis punya lawan yang kuat - Peter Tatchell dari kelompok hak LGBT OutRage! LGB merupakan "kegilaan politik". Banyak orang mencoba mengganti singkatan LGBT dengan istilah umum. Kata seperti "queer" dan "pelangi" telah dicoba tetapi tidak banyak digunakan. Banyak pula orang muda yang memahami queer sebagai istilah yang lebih politis dibanding "LGBT". Zaman Baru, dan organisasi seperti Rainbow/PUSH Coalition di Amerika Serikat. Penggambaran "komunitas LGBT" atau "komunitas LGB" juga tidak disukai beberapa lesbian, gay, biseksual, transgender, dan juga ontolog. Beberapa tidak setuju dengan solidaritas politis dan sosial, serta kampanye hak asasi manusia dan visibilitas yang biasanya mengiringinya, termasuk gay pride. Beberapa dari mereka meyakini bahwa mengelompokkan orang dengan orientasi non-heteroseksual menimbulkan mitos bahwa menjadi gay/lesbian/bi menjadikan seseorang berbeda dari yang lain. Orang-orang semacam ini tidak banyak terlihat jika dibandingkan dengan aktivis gay atau LGBT lain. Faksi ini sulit dipisahkan dari orang-orang heteroseksual, sehingga umum bagi orang untuk menduga bahwa semua LGBT mendukung kebebasan dan visibilitas LGBT dalam masyarakat, termasuk hak seseorang untuk hidup berbeda dari yang lain. Dalam buku "Anti-Gay", koleksi esai tahun 1996 yang disunting oleh Mark Simpson, konsep identitas "satu ukuran cocok untuk semua" yang didasarkan pada stereotip LGBT dikritik karena menekan kepribadian kaum LGBT. Swain, Keith W. (21 June 2007). "Gay Pride Needs New Direction". Shankle, Michael D. (2006). The Handbook of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Public Health: A Practitioner's Guide To Service. The 2008 Community Center Survey Report: Assessing the Capacity and Programs of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Community Centers Diarsipkan 2009-05-04 di Wayback Machine. Finnegan, Dana G. (2002). Counseling Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Substance Abusers: Dual Identities. Bloodsworth-Lugo, Mary K. (2007). In-Between Bodies: Sexual Difference, Race, and Sexuality. Wilcox, Melissa M. (2003). Coming Out in Christianity: Religion, Identity, and Community. Mohr, Richard D. (1988). Gays/Justice: A Study of Ethics, Society, and Law. Halpin, Mikki (2004). It's Your World--If You Don't Like It, Change It: Activism for Teenagers. Aragon, Angela Pattatuchi (2006). Challenging Lesbian Norms: Intersex, Transgender, Intersectional, and Queer Perspectives. Julia Goicichea (16 August 2017). "Why New York City Is a Major Destination for LGBT Travelers". Eli Rosenberg (24 June 2016). "Stonewall Inn Named National Monument, a First for the Gay Rights Movement". The New York Times. National Park Service, U.S. Department of the Interior. Cahill, Sean, and Bryan Kim-Butler. Ross, E. Wayne (2006). The Social Studies Curriculum: Purposes, Problems, and Possibilities. Kennedy, Hubert C. (1980) The "third sex" theory of Karl Heinrich Ulrichs, Journal of Homosexuality. 1980-1981 Fall-Winter; 6(1-2): pp. Ellis, Havelock and Symonds, J. A., 1897. Sexual Inversion. Carpenter, Edward, 1908. The Intermediate Sex: A Study of Some Transitional Types of Men and Women. Duc, Aimée, 1901. Sind es Frauen? Minton, Henry (2002). Departing from Deviance. University of Chicago Press. Esterberg, Kristen (September, 1994). "From Accommodation to Liberation: A Social Movement Analysis of Lesbians in the Homophile Movement." Gender and Society, 8, (3) hal. Faderman, Lillian (1991). Odd Girls and Twilight Lovers: A History of Lesbian Life in Twentieth Century America, Penguin Books. Leli, Ubaldo (2005). Transgender Subjectivities: A Clinician's Guide. Alexander, Jonathan (2004). Bisexuality and Transgenderism: InterSEXions of The Others. 1024. March 2009. hlm. Bohan, Janis S. (1996). Psychology and Sexual Orientation: Coming to Terms. Alder, Christine (2004). Girls' Violence: Myths and Realities. Cherland, Meredith Rogers (2007). Advocacy Research in Literacy Education: Seeking Higher Ground. Lebaron, Sarah (2005). Oberlin College: Oberlin, Ohio. Chen, Edith Wen-Chu (2006). Teaching about Asian Pacific Americans: Effective Activities, Strategies, and Assignments for Classrooms and Communities (Critical Perspectives on Asian Pacific Americans). Babb, Florence E. (2001). After Revolution: Mapping Gender and Cultural Politics in Neoliberal Nicaragua. University of Texas Press. Padilla, Yolanda C. (2003). Gay and Lesbian Rights Organizing: Community-based Strategies. Swigonski, Mary E. (2001). From Hate Crimes to Human Rights: A Tribute to Matthew Shepard. O'Rourke, P. J. (2001). Peace Kills: America's Fun New Imperialism. Brown, Catrina (2006). Narrative Therapy: Making Meaning, Making Lives. Estraven We are all somewhere between straight and gay . Diarsipkan 2011-07-08 di Wayback Machine. Rimmerman, Craig A. (2006). The Politics of Gay Rights. University of Chicago Press. Young, R M & Meyer, I H (2005) The Trouble with "MSM" and "WSW": Erasure of the Sexual-Minority Person in Public Health Discourse American Journal of Public Health July 2005 Vol. Glick, M Muzyka, B C Salkin, L M Lurie, D (1994) Necrotizing ulcerative periodontitis: a marker for immune deterioration and a predictor for the diagnosis of AIDS Journal of Periodontology 1994 65 hal. Bradford Uni MSGI Society. Smith, S. E. (17 September 2010). "Separate But Equal Is Still Unequal". Klesse, Christian (2007). The Spectre of Promiscuity: Gay Male and Bisexual Non-Monogamies and Polyamories. Makadon, Harvey J. (2008). The Fenway Guide to Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Health. Blasius, Mark (1994). Gay and Lesbian Politics: Sexuality and the Emergence of a New Ethic. Blasius, Mark (2001). Sexual Identities, Queer Politics: Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender Politics. Abrehart, David. "Lesbian, Gay, Bisexual - but Why Transgender?, Mothership Gay Dating". Armstrong, Elizabeth A. (2002). Forging Gay Identities: Organizing Sexuality in San Francisco, 1950-1994. University of Chicago Press. Sycamore, Matt Bernstein (2005). That's Revolting!: Queer Strategies for Resisting Assimilation. Carlsson, Chris (2005). The Political Edge. Leondar-Wright, Betsy (2005). Class Matters: Cross-Class Alliance Building for Middle-Class Activists. The LibraryThing Blog. Tags again: GLBT vs. LGBT Diarsipkan 2009-11-21 di Wayback Machine. Safe Schools Coalition. Glossary Diarsipkan 2011-05-15 di Wayback Machine. Religious Institute. "Time to Seek" Definitions Diarsipkan 2009-03-25 di Wayback Machine. Stahl, S. Sorting the Alphabet Soup of Sexual Orientation and Identity: a Guide to LBGT Sources Diarsipkan 2011-07-16 di Wayback Machine. Wikimedia Commons memiliki media mengenai LGBT. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: LGBT. Lihat entri LGBT di kamus bebas Wiktionary. GLBTQ Diarsipkan 2005-03-17 di Wayback Machine. Diarsipkan 2009-11-25 di Wayback Machine. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk rincian lebih lanjut.